Sabtu, 24 September 2011

TRIPLE "E"

ini profil mengenai sahabatku :)
gue , Alya Hafizh Rayudisa yang sering di panggil sii EviiL . ktanya si gue sering marah-marah gitu jadi dipanggil evil --"
Anindita Elladevi yang sering dipanggil EciiL berasal dari panggilan sayang yg dikasih sama pacar tercintannya "cecil" cewek keciil
Naaah , yang satu ini penghibur diantara kita bertiga , Ayu Try Astuti sii EweeL karna dia orangnya bawell sekali , unyu punya lagii *please jangan GR* :D

EciiL , EweeL , EviiL . kita selamanya dan takkan terganti :D

and this is my best friends :*
at eciil's home :)


semua tentang kitaa :)




TRIPLE "E" and friends :)
ini teman dekat kita :)


with raeyanda syachputra pranama :)



M.Samman Almadanu ang Alfi Tunjung :)


Lagu yang sering nemenin kebersamaan kita dan teman terdekat kita :

Laluna "Selepas Kau Pergi"
Marcell "Takkan Terganti"
Vierra "Kesepian"
Senin, 19 September 2011

baloon gaaass :)

ini kemaren waktu pada lomba mural , aku kabuuur buat nyari balon gas just for teman tercinta ayuuk :D
sbenernya sii itu ceritanya si rizky ada perjanjian atau apalah gue ngga ngerti sma ayuu buat nyari balon gas dan baru kesampean kemarin ini :D lucu dehh ehhh , hihihihi :D
ayuuu kaya orang ngidam eh buat nyari balon gas. aku,rizky,rio ma ayu nyari dari malbor,tampin,altar dan sampai akhirnya menemukan balon gas itu di alkid . uddaaa gitu ya, sampe alkid ternyata ngga ada balon gas yang warna ungu sesuai dengan harapan ayu --" but no problem . balon gas warna merah,kuning,hijau,orange pun jadi :D
ini foto balon gasnya :

balon gas warna kuning, make a wish :
"my wish : balon gas gue pingin gue bisa jadi sahabat terbaik buat mereka, gue jg pingin kalo dia ngga bakal jauh dari gue kaya sekarang ini . gue dan mereka berempat selamanya :') "


foto balon gas with rio,ayu and rizky :












hari yang menyenangkan :)
_AHR_
Jumat, 16 September 2011

KEBENCIAN !

semua yang ku takuti hampir menjadi nyata.
pecah satu pecah semua .
gue ilfil sama sahabat gue sendiri , gara" apa yg tlah dia perbuata sama tambatannya.
keluargaku udah berantakkan , hidupku berantakan .
disaat gue nyaman, gue happy sama kalian malah semua ngejauh satu per satu.
emang gue baru kenal sama kalian tp kenpa harus gini sih ?
gue MUAAAK !
terserah kalian mau ngapain , gue sekarang milih diem ajadeh.
gue ngikutin alur critanya , gue penikmat sekaligus yg tersiksa disini.
i just wanna say i love you friends :*

curcol

seperti bulan yg menginginkan chy matahari 
menginginkan keceriaan itu datang kembali.
aku takut kebencian itu menjadi nyata & akan memecah belah persahabatan kita. 
kamu bilang aku egois ? egois seperti apa yg km maksud? 
km blg km butuh waktu tuk pulih, sampai kapan? 
sakit hati ni jauh darimu
aku hny bisa diam & mlhat tingkah mu yg bahagia terpisah dr ku seolah tak ada mslh diantara kita. 
sampai kita begini ? sementara atau selamanya ?  
sungguh , aku masih kecewa sama sikapmu tp apa harus kita diem dieman kaya gini?
kalo kamu ngga memulai pembicaraan , aku jg ngga akan mau bicara ma kamu
aku capek kalo harus mulai duluan 


-AHR-
Minggu, 11 September 2011

TARGET !

TARGET
Bismillahirahmanirahim, ini targetku di kelas 1 SMA
  1. Nilai diatas rata-rata
  2. Pilih jurusan : - IPA (insya Allah, kalo aku mampu), - IPS (amiiin)
  3. aktif di organisasi KIR 
  4. cari prestasi
  5. conversation
  6. survey beasiswa kuliah di luar negeri
  7. broadcasting school
  8. nulis novel 
  9.  BOYFRIEND ? hahaha :D yang penting itu cowo emang ditakdirin selamanya buat aku :') 

novel :)

All about me “Nadhine Sessa Maharani”
            “DUUAAR!!!!” terdengar suara pintu yang dibanting sekeras mungkin,dan entah siapa yang melakukan itu sampai membuatku kaget dan ketakutan. Mereka! lagi lagi dan lagi. Nggak tahu pasti apa yang mereka ributkan kali ini. Ekonomi? Pendapat? Aku ngga tahu dan aku ngga mau tahu. Seingetku, semenjak umurku tiga tahun, keributan ini sering sekali terjadi. Bahkan, nggak cuma keributan antar ayah dan mama saja tapi, keributan keluarga mamaku. Yaa, maklum keluargaku belum punya tempat tinggal sendiri, kita masi numpang dirumah eyang uti jadi,mau nggak mau aku selalu mendengar semua masalah yang ada.
            Kurang lebih saat umurku empat tahun, terjadi keributan yang membuat ayahku dendam atau semacam menunjukkan sikap acuh pada keluarga mamaku, terutama pakde ku .Saat itu kakak kedua dari mamaku ribut dengan keluargaku,aku lupa apa yang mereka ributkan. Yang aku ingat hanya kata-kata dari pakdeku “Keluargamu bakal aku bantai,aku bunuh kalian satu per satu!” sambil membawa pisau dihadapan ayahku. Semurka apa keluargaku sampai pakdeku sendiri mau membantai keluarga kami,aku ngga ngerti. Aku takut, takut! Diumurku yang seharusnya pada saat itu mendapatkan kasih sayang, perlindungan seperti anak balita pada umumnya namun, kata-kata “bunuh” dan “bantai” yang sulit dicerna oleh anak balita,aku sudah mendengar perkataan itu. Semenjak saat itu ayah dan pakdeku tidak pernah akur. Ini belum seberapa, masi banyak lagi pertengkaran dirumah ini dan dampak dari kejadian itu semua, aku,Nadhine Sessa Maharani,menjadi seorang anak yang penakut,takut akan suara keras,mudah sekali tersingguung, emosian, nggak tahan di rumah, nggak peduli sama keluarga ini, yang terpenting adalah aku bisa membahagiakan Dzaki,adikku.
            Saat ini aku duduk di bangku kelas satu SMP. Aku sekolah di SMP Negeri dan disini sangat berbeda sekali dengan masa SDku karena aku sekolah di sekolah swasta. Dan apa kamu tahu ? Aku nangis sangat mendengar perkataan kotor dari masing-masing murid disini karena memang baru pertama kali aku denger kata-kata itu. Butuh penyesuaian yang ekstra buat aku beradaptasi sama mereka.
            Setahun udah aku beradaptasi dengan pergaulan mereka. Udah mulai terbiasa mendengar perkataan jorok dari mulut mereka tapi, ya sudahlah mungkin itu mereka dan semoga saja aku ngga mengikuti perlakuan buruk dari mereka dan tetap menjadi diri sendiri. And this is me, Nadhine Sessa Maharani seorang anak remaja baru yang sedang mencari jati diri dan berusaha untuk membahagiakan adiknya. Bener kata orang-orang kalo masa SMP,masa dimana kita sering bereksperimen untuk dapetin jati diri kita. Dan dimasa ini , aku lagi merasakan namanya “cinta monyet” .
            Tepat saat aku duduk dibangku kelas dua SMP , aku mulai jatuh cinta sama kakak kelasku Taufan Hidayat. Yaaa! My first love at junior high school,dia emang bukan orang famous disekolah,bahkan aku ngga kenal sama Taufan. Yang aku tahu Taufan adalah anggota FAKTA(Forum Anak Yogyakarta). Awal mula aku kenal Taufan,waktu dia ngeadd friendster sepupuku yang kebetulan dulu dia juga pernah sekolah di SMPku. Waktu itu sepupuku membuat semacam grup SMP dan Taufan gabung disitu. Kita berdua berkomunikasi cuma sebatas lewat dunia maya aja bahkan selama kita coment-coment difriendster, Taufan belum tahu aku itu yang mana, sampai akhirnya aku nyapa dia waktu di kantin. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi, komunikasiku sama Taufan sempat terputus karena aku menutup akun friendsterku dan beralih ke facebook. Pernah aku mencari akun facebook Taufan tapi, ngga ketemu. Mungkin Taufan belum bikin ,pikirku.
Saat di sekolah, kita jarang sekali ngobrol,mungkin hanya bertukar senyum atau sebatas saling menyapa. Sampai akhirnya , waktu aku duduk sendiri di teman menanti sahabatku,Nina. Tiba-tiba ada yang duduk disampingku.
“Haiii” ucap orang yang duduk disampingku
“Ha? Haii” jawabku gugup,bingung karena cowok ini  tiba-tiba disampingku
“Kok sendirian aja ? lagi ngapain?” Tanya dia dengan senyuman yang khas
“Iya ini kak, aku nungguin temenku.”
“Temen apa temen ?” goda cowok itu
“Hihi,temen kok kak. Kakak sendiri ngapain disini?”
“Tadi liat kamu sendirian disini,jadi aku samperin aja.” Jawab cowok itu.
Tiba-tiba aja jantungku berdetak kencang,tanganku keringat dingin, aku salah tingkah sendiri. Dalam hati aku bertanya”What happen with me ?” Perasaanku bener-bener ngga menentu saat deket sama Taufan.
“Nadhine!!” suara yang ngga asing bagiku,Nina.
“Eh,duluan ya kak. Itu temenku” pamitku ke Taufan
Aku berlari menuju tempat Nina berdiri sambil senyum-senyum sendiri nggak jelas. Senang bisa ngobrol bareng Taufan,biasanya ngobrol lewat dunia maya tapi sekarang lewat dunia nyata.
“Aduh! Aku lupa!” gerutuku
“Kenapa?” Tanya Nina bingung
“Bentar yaa,ngga ada lima menit kok! Waiting me in here! ” jawabku,lari kembali ke taman untuk menhampiri Taufan.
Saat kembali ke taman, aku berniat untuk minta alamat facebook Taufan tapi ternyata dia lagi sama Sukma,mantan yang katanya cuma pacaran seminggu dan ngebuat Taufan sakit  hati banget. Oh no! Moodku jadi ngga enak banget ngeliat mereka berduaan gitu.
“Ternyata tadi Taufan duduk disampingku cuma buat nungguin si Sukma ? Bukan karena liat aku yang lagi sendirian? Kenapa aku ini? Cemburu? Emang Taufan siapaku?” batinku.
Dan dari pembicaraan kita yang cukup singkat itu, aku mulai tertarik sama Taufan, ada sosok kedewasaannya, memang secara umur kita terpaut jarak dua tahun. Waktu aku buka akun facebookku, cuma buat ngeupdate status tentang kejadian di taman tadi. Ternyata,
 “ Taufan Hidayat wants to be your friend  •Confirm  •Not now “
Seneng banget komunikasi kita bisa kesambung lagi. Hubungan aku dan Taufan semakin deket,walaupun cuma sebatas wall-to-wall aja,aku tetap senang. Saat disekolah kita juga sering ngobrol. Sungguh, aku ngga ngerti sama perasaanku ini. Aku selalu nyaman disamping Taufan, dia selalu membuat mood kembali senang,dia juga bisa buat aku lupa sama keributan di rumah. Aku pingin lebih deket lagi sama Taufan tapi, aku ngga tahu gimana caranya biar aku lebih deket lagi sama Taufan. Kita deket cuma lewat dunia maya aja. Aku pingin minta nomer hpnya tapiii, Kalo minta langsung ? Aku gengsi, masa iya aku harus minta langsung?
            “Heh! Kesambet baru tau rasa!” kaget Nina , membuyarkan lamunanku.
            “Astaga! Kagetin aja sih,untung aku ngga punya penyakit jantung!” kataku sinis
            “Hahaha”
            Hening…
            “Nin,kamu kenal kan Kak Taufan ?” tanyaku memutus keheningan
            “Yang mantannya Sukma? Tahu dong,dia kan sering kumpul bareng anak-anak OSIS,kenapa?” Jawab Nina
            “Menurutmu Kak Taufan orangnya gimana?” tanyaku
            “Dekil,jorok,item,jelek,kurang tinggi…” jawab Nina dengan santainya
            “Ah,kamu itu! selalu fisik orang yang diliat pertama kali! Sifatnya dong” kataku kesal
            “Loh? Benerkan? Sifatnya sih good kok. Kenapa si?” Tanya Nina heran
            Nothing” jawabku singkat takut Nina bertanya lebih dalam lagi.
            Aku jadi takut kalo sampai jatuh cinta beneran sama Taufan, aku ngerasa dia kakak kelasku dan harusnya aku ngga boleh jatuh cinta sama kakak kelas. Apalagi, Taufan itu mantannya Sukma. Sukma adalah salah satu anggota genk anak-anak famous angkatanku. Gimana ngga takut? Bahkan, untuk sekedar cerita ke Nina yang sahabatku sendiri aja aku takut. Aku ngga mau sampai semua orang tahu,bukannya ngga percaya sama Nina tapi aku bener-bener takut.
            Oke! Disaat aku lagi ngerasain fallin in love gini, keributan dirumah terjadi (lagi). Aku ngga ngerti,mungkin aku ngga ditakdirin untuk ngga ngerasain kebahagiaan atau emang saat ini aku lagi dibawah. Kali ini,masalah ekonomi. Semenjak ayahku kena PHK dari kantornya,keadaan ekonomi keluargaku emang bener-bener ngga memungkinkan. Dulu ayahku pernah mempunyai usaha fotokopi bahkan memiliki cabang di salah satu universitas di Yogyakarta dari situ ekonomi keluarga kita sedikit demi sedikit meningkat tapi aku ngga ngerti pasti penyebabnya, usaha fotokopi itu akhirnya ditutup. Mamaku bener-bener marah kenapa usaha itu ditutup padahal modal yang dikeluarin itu banyak dan membutuhkan perjuangan. Sepengetahuanku sih bukan karena bangkrut. Itu yang selalu diperdebatkan oleh mamaku. Ditambah lagi semua yang membantu ekonomi keluarga kita adalah keluarga mamaku,padahal keluarga mamaku itu selalu meremehkan ayahku bahkan mungkin aku juga ikut direndahin. Lantas apa maksud dari bantuan mereka terhadap keluarga kita? Ini yang ngga aku suka dari mereka. Setiap aku protes tentang keributan dari pihak keluarga mamaku pasti aku selalu aja disalahin sama mamaku. Dibilang ngga usah ikut campur urusan keluarga besar mamaku. Daripada aku kualat lebih baik aku diem ajalah.
            Sampai akhirnya, saat semua kesabaranku habis, saat aku harus menanggung beratnya menjadi anak pertama,saat merasakan terlalu berat melindungi adikku,Dzaki dari suara-suara keributan itu, aku depresi. Yaaa, aku depresi berat dan aku bener-bener merasakan kerasnya hidup diumurku yang masih tiga belas tahun ini. Aku ngga kuat kalau harus dituntut berfikir dewasa sebelum waktunya. Pikiranku sempit, ngga tahu harus berbuat apa untuk meluapkan semua emosi dan bebanku selama ini. Semua foto keluarga yang ada di dinding kamarku,aku bakar bahkan foto pernikahan orang tuaku ikut terbakar juga. Namun,emosiku masi tetap meledak-ledak. Nulis semua keluh kesahku aja tetap ngga menurunkan emosiku. Aku teriak sekencang mungkin di dalam kamar sampai orang-orang di rumah bingung.
Ku ingat saat ayah pergi, Dan kami mulai kelaparan , Hal yang biasa buat aku hidup dijalanan, Disaat ku belum mengerti arti sebuah perceraian, Yang hancurkan semua hal indah, Yang dulu pernah aku miliki, Wajar bila saat ini ku iri pada kalian, Yang hidup bahagia berkat suasana indah dalam rumah, Hal yang selalu aku bandingkan dengan, Hidupku yang gelap, Tiada harga diri yang inginkan , Hidupku terus bertahan , Mungkin sejenak dapat aku lupakan ,Dengan minuman keras yang saat ini ku gengam, Atau menggoreskan kaca dilenganku, Apapun yang ku lakukan, Ku ingin lupakan. Namun bila ku mulai sadar dari sisa mabuk semalam, Perihnya luka ini smakin dalam ku rasakan, Saat ku mulai mengerti, Betapa indahnya dicintai, Hal yang tak pernah ku dapatkan
Taufan, hanya Taufan yang mengerti aku disaat seperti ini. Sekarang aku udah dapetin nomer hp Taufan,Nina yang meminta sendiri ke Taufan. Nina belum tahu kalo aku jatuh cinta sama Taufan yang Nina tahu, aku ingin masuk jadi anggota FAKTA.Aku ngga tahu sampai kapan menutupi semua ini dari Nina dan membohongin perasaanku sendiri. Setelah aku dapetin nomer hp Taufan , aku bingung mau sms apa dulu.
 “Aku sayang,aku cinta,aku tertarik sama Taufan” kataku ke Nina
“HAAA??? Are you really? Really love him?” Nina shock .
“Tapi aku takut,semua orang tahu kan kalo Taufan masih mengharapkan Sukma?” kataku sambil menundukkan kepala dan spontan meneteskan air mata
No problem beiby, I’ll support you and I’ll help you” kata Nina sambil menghapus air mataku yang menetes dengan sendirinya.
PDKT pun dimulai,tiap hari aku sms Taufan tapi, Taufan nanggepinnya cuek dan dari kecuekannya itu yang buat aku selalu penasaran sama Taufan. Seiring berjalannya waktu, harapan untuk bisa jadi pacar Taufan terbuka,aku seneng dan aku berharap besar. Harapanku kembali menurun saat aku membaca tulisan di blognya yang masih sangat mengharapkan Sukma untuk kembali jadi pacarnya.Bahkan, Taufan mengirimkan sebuah lagu dari band favoritenya Pee Wee Gaskins ke Sukma. Ngga punya perasaan banget sih Sukma itu,jelas-jelas Taufan sayang banget sama dia. Kalau emang Sukma ngga suka sama Taufan buat apa mereka pacaran, cuma bikin hati Taufan sakit. Aku nagis ngebaca semua postingan di blog Taufan. Apalagi sekarang Sukma pacaran sama temen Taufan. Sungguh, aku pingin jadi pengganti Sukma untuk Taufan walaupun secara fisik aku jelas beda sama Sukma tapi aku akan berusaha.
Terlalu sering aku nangis untuk Taufan,selama kurang lebih setengah tahun aku deket sama Taufan tetep aja ngga ada perubahan. Cuma harapan dan harapan yang ku dapet dari dia. Hampir tiap malem aku nangis,baca semua sms dari dia yang penuh dengan perhatian dan harapan. Bahkan dia manggil aku dengan sebutan “dedek” orang yang pertama kali panggil aku “dedek” cuma Taufan. Panggilan itu ngga cuma panggilan disms aja tapi setiap kita ngobrol sepulang sekolah Taufan selalu panggil aku “dedek”.
From : Taufan
dd sayang ntar pulang sekolah tunggu kk di depan ruang OSIS yaa :p
Haaah? Sayang? Dedek sayang? Kenapa dia panggil aku pakai sayang segala? batinku. Aku nunjukin sms ini ke Nina,kata Nina Taufan bakal nembak aku. Tapi masa iya sih? Bukannya dia masih ngga mau pacaran dulu yaa setelah putus sama Sukma? Astaga,sungguh aku ngga ngerti sama sms Taufan. Aku ngga mau kepedean dulu,aku takut ini cuma harapan palsu aja tapi aku juga ngga bisa nutupin perasaanku yang seneng ini.
Pulang sekolah aku langsung ke depan ruang OSIS. Kosong. Cuma para guru yang duduk di depan ruang OSIS. Mana Taufan?
“Eheem”
“Astagfirullah, kakak!” kataku kaget
“Makan yuuk,laper nih” ajak Taufan sambil memegang tanganku.
Astagfirullah. Makin lemes badanku,jantung melayang. Taufan mau ngapain siih? batinku. Tahu deh , yang penting aku seneng banget. Kita makan di warung deket rumah Taufan, kebetulan rumah Taufan ngga jauh dari sekolah.
“Mau pesen apa dek?” Tanya Taufan
“Sama kayak kakak aja deh” jawabku
Hening , sunyi berasa di kuburan. Ngga ada topik pembicaraan dan buat aku makin salah tingkah.
“Habis ini mau kemana dek?”
“Pulang dong kak, kenapa?”
“Kakak anter yaa? Tapi ntar dedek ke rumah kakak dulu. Ambil motor. Ngga jauh kok”
“Oke kakak” jawabku sambil senyum excited.
Jeng jeng… Sukma! Ada Sukma and the genk. Astaga, gimana ini aku? aku langsung lihat ekspresi muka Taufan dan Taufan membalas dengan memegang tanganku,erat. Aku salah tingkah,nggak ngerti harus berbuat apa. Aku ngga bener-bener takut. Sukma menatapku dengan sinis. Aku takut! Gimana nanti kalau semua orang berfikir aku pacaran sama Taufan sedangkan hubungan kita aja ngga jelas. Aku berusaha melepaskan tanganku dari Taufan tapi Taufan justru memegangku semakin erat.
“Kak,aku sakit. Lepasin!” kataku lirih
Taufan tetap ngga lepasin tanganku. Aku pingin nangis dan pergi dari tempat itu. Spontan aku melepaskan tanganku dari genggaman Taufan dan berlari keluar. Aku ngga bisa membendung air mataku lagi dan ini terlalu menyakitkan. Kenapa ini terjadi sama aku? Kenapa taufan memegang tanganku erat? batinku.
            “Ikut aku!” ajak Taufan dan menarik tanganku
            “Ngga mau,aku mau pulang!” jawabku sambil berusaha melepaskan tanganku dari Taufan
            “Maafin kakak. Kakak ngga bisa nahan emosi”
            Aku ngga bisa ngomong apa-apa,aku cuma bisa nangis. Perasaan takut,perasaan ngga enak,perasaan sakit,perasaan seneng bisa makan bareng Taufan campur jadi satu. Tiba-tiba Taufan menarik tubuhku dan  memelukku,aku makin nangis tapi aku merasakan kenyamanan dan kedamaian. Sungguh,I love Taufan,really really love him. Taufan langsung mengatarkanku pulang. Ini sangat menyakitkan buat aku,aku merasa tersakiti.
            Seminggu berlalu setelah kejadian makan siang itu,ngga ada tanda-tanda Taufan bakal nembak aku. Aku tetap menunggu, menunggu Taufan menyatakan cintanya ke aku. Namun,aku juga butuh kepastian dan aku capek menunggu terlalu lama. Sudah setahun kita deket tapi ngga ada kepastian hubungan kita.
            To : Taufan
            Maaf kak,ak cuma mau jjr ke kk ttng perasaanku. Ak syng kk,ak cinta ma kk.Maaf yy kk.
Berjam-jam aku nunggu balesan sms dari Taufan. Aku makin takut,takut kalau nanti bakal ada jarak diantara kita tapi aku juga ngga mau membohongi perasaanku sendiri dan terus-menerus sakit hati kaya gini. Aku merasakan sedikit lega karena udah jujur ke Taufan.
From: Taufan
Sori dd, ak masi ngarepin dy walau dy udd buat ak sakit. sori y dd.
What do you know? Kamarku banjir air mata,aku nagis semaleman. Selama ini aku cuma dapet harapan kosong dari Taufan. Bodohnya diriku selalu menunggu Taufan padahal udah jelas-jelas Taufan masih mengharapakan Sukma. Harusnya aku minta pendapat Nina dulu sebelum aku bilang ini ke Taufan,aku begog! Ngga seharusnya aku ngambil keputusan sendiri gini.
Hubunganku sama Taufan emang jadi ada jarak,aku udah ngga sedeket seperti dulu lagi. Bahkan,kita ngga pernah bertegur sapa saat di sekolah,smsan lag,wall-to-wall apalagi. Mungkin ini saatnya aku melupakan semua harapanku sama Taufan.
From : Taufan
Panas-panas gini enaknya ngapain yy?
Whaaaaatt?! Setelah sekian lama komunikasi kita terputus tiba-tiba Taufan sms ngga penting gitu? Maunya apa sih itu anak? Bikin aku sakit hati lagi? batinku.
Taufan kembali memanggil aku dengan sebutan “dedek” lagi. Hubungan kita kembali deket tapi memang ngga seperti dulu. Taufan pernah bilang kalau dia akan selalu mengaggapku adik dan menyayangiku seperti adik sendiri. Walaupun perasaanku kecewa tapi aku bersyukur bisa jadi adik untuk Taufan. Berkali-kali aku sakit hati karena Taufan,jujur aja aku masih mengharapkan Taufan menganggapku lebih dari seorang adik. Namun,sekarang Taufan udah nemuin pengganti Sukma yaitu adik kelasku sendiri. Sakit aku kalau melihat mereka jalan berdua,inget waktu dulu aku masih deket sama Taufan. Semua harapanku pun musnah dan hubunganku sama Taufan makin jauh. Taufan mengingkari janjinya sendiri, bahkan sekarang dia udah ngga menganggapku jadi adik lagi. Ini cinta pertamaku,ini pertama kalinya aku cinta monyet dan ini pertama kalinyaaku sakit hati karena cowok.
Semenjak kejadian itu, aku jadi takut untuk jatuh cinta. Udah dua tahun aku jomblo dan terkadang aku iri melihat teman-temanku punya pacar. Entah ini semacam trauma tersindiri atau apa. Untuk saat ini aku hanya ingin sendiri,fokus sama sekolahan,mengejar target untuk dapetin beasiswa kuliah ke luar negri,membuat novel tentang perjalanan hidupku sebelum umurku tujuh belas tahun dan membahagiakan Dzaki. Kini aku udah ngga mikirin lagi urusan keributan keluargaku. Kalau mereka sedang ribut di rumah lebih baik aku membawa adikku pergi. Pergi sejauh mungkin dan tidak pulang selama seminggu. Aku pingin mereka sadar kalau keributan itu seharusnya tidak mereka tunjukkan dihadapan anak mereka. Aku sering menyesal kenapa aku terlahir sebagai anak mereka dan harus menanggung semua ini sendirian. Aku selalu iri melihat teman-temanku yang bisa terbuka sama orang tuanya. Entah ini rasa benci atau rasa dendam tapi aku ngga pernah mau buat orang tuaku bahagia tujuanku sekolah dan mencari prestasi semata-mata hanya untuk Dzaki,adikku. Aku ngga pernah mau kalau sampai adikku menjadi seperti aku. Aku selalu berharap adanya perceraian agar semua keributan itu tidak ada lagi dan aku hidup bersama Dzaki. Menurutku, kalau mereka udah ngga bisa bersatu buat apalagi dilanjutin? Toh, mereka ngga bisa bahagiain aku dan Dzaki. Aku tahu perceraian itu sulit tapi buat apa kalau mereka terus-terus ribut?
Dan inilah all about me, Nadhine Sessa Maharani yang menjadi korban broken home,selalu gagal dalam urusan cinta,berjuang untuk mencari kebahagiaan untuk adiknya,membuktikan kalau aku bisa tanpa orang tuaku,mengejar target untuk mendapatkan beasiswa dan menyelesaikan novel tentang perjalanan hidupnya selama ini. Mulai sekarang aku, Nadhine Sessa Maharani akan memulai kehidupan yang baru dengan bismillah and anything just for my little brother.
Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

The Time


Get your own Digital Clock

Blogger templates

About Me

Foto Saya
Alyaak Hafizh Rayudisa
this is real , this is me :-) i'm exactly where i'm supposed to be now ♥ gonna let the light shine on me, now i've found who i'm there's, no way to hold it in, no more hidding who i want to be, this is me ♥ :-)
Lihat profil lengkapku