Minggu, 25 Januari 2015

Lelah Sang Mentari Senin

Pada kicauan pagi,
Pada embun yang menetes disetiap pesisir daun,
Pada matahari di akhir Januari
Lantunan Gagal Bersembunyi membuatku menghela dalam dalam nafas.
Lelah masih menyelimuti tubuh ku.
Pejaman mata menghanyutkan ku pada tuntutan hati yang tak ingin terlalu lama membiarkan "Nda" singgah disini.

"Tuhan aku lelah. Aku lelah menyelami cinta yang hanya singgah sesaat. Aku lelah membiarkan sang hati terluka. Aku lelah dan aku tak ingin sekedar beristirahat. Aku lelah dan aku ingin berhenti"

Sesosok "Nda" yang begitu aku sayangi, yang pernah menjaga ku.
Tuhan, aku ingin berhenti.

Cerahnya senin pagi ini menutupi tetesan air mata.
Ambisi ku begitu besar untuk melangkah ke depan .
Tapi kenapa hadirnya dia malam kemarin, sentuhan tangan kita kembali menghantam ku.
"Tuhan, dia pernah menjadi milik ku"

Gejolak amarah dari sang hati.

Sudah lupakan!
Jangan lupa bahagia!
Nanti juga ada waktunya!

Rabu, 21 Januari 2015

Angin waktu

Langkah ku terhenti pada sebuah gubuk.
Di gubuk ini aku merebahkan rasa lelah.
Sejenak kedua mata terpejam.
Tak terasa perjalanan ku telah memakan banyak waktu.
Namun dalam benak berbisik sebuah pertanyaan "apa yang telah aku dapatkan sejauh ini?"
Rasanya aku telah menyia-nyiakan hal sakral ini

Ku buka kembali sebuah peta perjalanan.
Menelusuri setiap sudut jalan yang telah aku lalui serta dimana saja aku merasa perlu merehatkan tubuh ini.
Disana, iya disana.
Setiap sudut yg telah aku lewati memberikan ku sebuah pembelajaran.
Namun bukan ini tujuan utama ku.
Aku ingin melihat jalan mana lagi yang harus aku lewati.

Kedua kaki ini kembali menelusuri jalan setapak. Menginjak bebatuan kecil yang terkadang membuat kaki ini cepat merasakan lelah.
Setiap helaan nafas akan ku jadikan sebuah energi untukku meneruskan langkah.
Langkah ke depan.

Mataku tertuju pada hamparan hijau nan luas.
Hamparan ciptaan Tuhan yang seolah sedang menari mengikuti alunan angin malam.
Tak menyangka, jiwa ku ikut terjun bersamanya.

"Woles aja bray. Kalem aja neng. Everything will be ok. Hanya masalah waktu yg tak pernah trima jika disepelekan"

Bak roda yang terus berputar.
Laksana gelap dan terang.
Dua hal yang berlawanan namun harus dijaga keseimbangannya.

Itu lah hidup

Bagaimana kita menghargai sebuah waktu.
Melewatinya dengan sebaik mungkin.
Melekatkan momentum yang tak pernah mengenal kata ulang.
Waktu bukanlah hal yang layak untuk disepelekan.

Ini dan itu, sama saja

Bak bintang yang selalu menyinari malam.
Kamu dan aku, seperti itulah kita.
Biar pun hujan datang, kilau bintang mu tak pernah membuat malam ku sepi.
Aku mampu tersenyum meski lelah menyelimuti.
Ku letakkan secangkir kopi di sudut jendela, membiarkan angin malam menebarkan aroma khas kopi hitam di seluruh ruangan ini.

Kemana arah pembicaraan ini aku pun tak tahu pasti.
Benakku begitu sesak menyimpan problematika.

Semua yang datang pasti akan pergi.
Pergi meninggalkan luka dan kenangan.
Tidak dia, tidak kamu pada akhirnya sama saja kan?
Sama sama datang untuk meninggalkan.

Ah, dunia ini penuh dengan lelucon.
Penuh dengan sandiwara.

Terkadang ketika aku sendiri hidup terasa lebih asik.

Ah namun sayang, aku tidak seegois kalian.
Yang ngakunya tidak ingin dikhawatirkan tapi ternyata mengkhawatirkan.
Yang ngakunya tidak ada kebohongan tapi nyatanya bohong.
Yang ngakunya teman berbagi tapi hanya berbagi kebahagiaan saja.

Ya itu sih kalian.
Aku kalem aja, semua bakal indah kok ~

Selasa, 20 Januari 2015

Kebodohan Sang Bulan

Bulan adalah bagian dari semesta yang terluka dan melemah karena mu.
Mungkin tidak seutuhnya karena mu.
Kebodohan sang bulan juga menjadi sebabnya.
Bulan terlalu bodoh, membiarkan mu menjadi bintang yang seolah setia berjaga menerangi gelapnya malam.
Bahkan hingga hujan membasahi kota ini.
Sang bulan masih saja bertahan dengan kebodohannya.
Suara gemuruh langit sudah puluhan kali mengingatkan.
Lagi dan lagi, ini adalah soal kebodohan.
Kebodohan mempertahankan sang bintang.

"Bukankah melupakan adalah rahasia waktu?" tanya sang bulan

"Jika begitu, apalah arti waktu jika dirimu tak pernah berniat untuk membiarkannya pergi bersama kenangan?" ujar hujan

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

The Time


Get your own Digital Clock

Blogger templates

About Me

Foto Saya
Alyaak Hafizh Rayudisa
this is real , this is me :-) i'm exactly where i'm supposed to be now ♥ gonna let the light shine on me, now i've found who i'm there's, no way to hold it in, no more hidding who i want to be, this is me ♥ :-)
Lihat profil lengkapku